zavibes.com – Sebuah brand fashion karya anak milenial ini pasarannya sudah tembus di pasaran Amerika dan Eropa. Oerip Indonesia adalah besutan seorang milenial di Ngawi bernama Dian Errakumalasari. Sekedar informasi, Oerip Indonesia telah launching sejak 2008 silam. Dan selang beberapa tahun kemudian, pada tahun 2015 silam, karya fashion ini sudah mulai merambah ke kancah fashion internasional. Ownernya sendiri sempat mengatakan kalau karyanya ini lahir dari hobinya di dunia fotografi dan berkeliling Indonesia.
Tidak sampai di situ saja, ia mengungkapkan bahwa dirinya selalu memiliki keyakinan kuat untuk mengharumkan Indonesia di bidang fashion dengan mengenalkan lebih banyak Nusantara ke seluruh dunia. Dian juga menyebutkan, bahwa ada tiga hal yang selalu di genggam erat, yang mana itu menjadi gerbang kesuksesannya untuk mengenalkan karya Nusantara warga Indonesia dengan bahan lokal. “Pertama, kami telah menggunakan motif yang memiliki makna dan cerita. Setiap Nusantara, memiliki makna tersendiri,” ujar Dian, yang kami lansir dari sumber Liputan6.com.
Dan mengenai alasan kedua, Dian mengungkapkan tentang penggunaan warna. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan seribu pulau dan diselimuti oleh keindahan warna alam. Bahkan, bisa terbilang bahwa faktor geografis di Indonesia mempengaruhi warna yang signifikan dalam penggunaan kain. Contohnya, Kalimantan diberikan warna biru dan memiliki makna berbeda dengan warna biru untuk Sulawesi. Kemudian yang ketiga perihal proses pembuatannya.
Dalam proses menenun ini perlu adanya rasa kesabaran yang ekstra dan ketelitian. Kebanyakan penenun harus menenun serta kehidupannya sendiri. Mereka menenun sambil berdoa sampai ada doa setiap helaian kain tenun yang mereka buat. Cabang outletnya ini berada di Belanda, Florida, UK, dan sudah mengundang di 30 lebih negara untuk mengenalkan kain wastra karya para penenun yang diolah menjadi baju karya Oerip Indonesia.
Tidak heran kalau Gubernur Jatim yakni Khofifah Indar Parawansa mengatakan kalau masyarakat di Ngawi patut Bangga karena ada penghasil karya fashion dari Wastra dibuat dari kain tradisional khas Nusantara. Lebih lanjutnya lagi, khofifah juga telah menjelaskan kalau produknya ini sempat tampil di pameran fashion di Florida yang diadakan Voice of Indonesia. Sejak itulah, Oersip Indonesia terlibat di dalam event penting di Indonesia maupun mancanegara.
Dalam setiap karyanya ini wastra yang diangkat bermacam-macam, mulai dari tenun jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali, Sumbawa, dan NTT. Telah diketahui jika keistimewaan dari Oerip ini karena menggandeng para penenun yang mengembangkan usaha sehingga efeknya sangat terasa mulai dari ekonomi dan manfaat pelestarian penenun di Jawa Timur dan Indonesia. Tidak hanya mengulas produk Oersip Indonesia, namun pada kesempatannya itu gubernur langsung membeli dua buah baju yang ia minati. Jadi banyak yang bangga dengan Oersip Indonesia!
Brand Fashion Karya Anak Milenial di Ngawi Berhasil Mengenalkan ke Kancah Dunia
Kain Tradisional atau yang biasa disebut dengan istilah Wastra ini bagian penting di dalam budaya dan bagi banyaknya suku di Indonesia. Perkenalan masyarakat Indonesia dengan wastra juga sudah sejak abad ke 2 dan saat masuknya pengaruh Hindu. Wastar merupakan kain tradisional di Indonesia yang memiliki simbol dan makna khusus sesuai dengan mantra tradisi masyarakat lokal.
Seperti pada ukuran, warna, dan juga visual. Tentu saja kain tradisional ini hanya ada di Indonesia dan keberadaannya perlu menjadi suatu fokus masyarakat yang ingin melestarikan kebudayaan lokal. Generasi milenial di Indonesia saat ini sudah berhasil perkenalkan wastra nusantara sampai ke mancanegara. Dian Erna Kumalasari biasa dipanggil Dian Oerip dan Dian memang wanita asli Ngawi Jawa Timur. Fashion karya anak kalangan Milenial di Ngawi ini memang mengkombinasikan wastra Nusantara dan model fashion yang kekinian.
Dimana semua kain dari Sabang sampai Merauke akan menyatukan para penenun dari berbagai pelosok negeri guna perjuangkan perjalanan fashion mereka di seluruh Nusantara. Dengan begitu juga, niat tersebut bisa bantu tingkatkan perekonomian ibu-ibu menenun. Dian memang sangat menjunjung tinggi perjuangan para penenun dan bisa dilihat ketika menerapkan minimnya potongan kain pada proses pembuatan.
Menurut Dian masyarakat dan anak milenial di zaman sekarang perlu ikut sertakan diri untuk melestarikan kebudayaan bangsa, karena sudah banyak negara lain yang coba mengaku-ngaku budaya milik Indonesia. Dengan hadirnya fashion karya anak milenial di Indonesia, tentu itu menjadi sebuah kebanggaan yang tidak bisa tergantikan di dunia fashion Tanah Air. Budaya nasional juga harus jadi bagian dari aset bangsa Indonesia demi mendatangkan pendapatan bagi masyarakat dan negara!